Ekonomi Sirkular sebagai Jalan Keluar Alternatif Permasalahan Limbah Plastik di Laut

Ekonomi Sirkular sebagai Jalan Keluar Alternatif Permasalahan Limbah Plastik di Laut

Penulis :

Christina Vania Winona

Writer, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Editor:

Ameral Rizkovic

Website Manager, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Editor:

Nabila Asysyfa Nur

Website Content Manager, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Ilustrator:

Narinda Marsha Paramastuti

Desainer Grafis, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Di abad ke-21 ini, kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari penggunaan plastik. Alhasil, tumpukan limbah plastik menjadi ancaman bagi keberlangsungan kehidupan manusia karena potensi ancaman pencemaran lingkungan dan lautan. Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mencatat bahwa terdapat 11 juta metrik ton limbah plastik dibuang ke lautan setiap tahun dan angka tersebut mencatat pertambahan tiga kali lipat hanya dalam dua dekade terakhir. Krisis lingkungan hidup sebagai akibat dari penumpukan limbah plastik mendorong pemimpin-pemimpin negara untuk mengeluarkan kebijakan terkait pengontrolan plastik kepada empunya bisnis terkait plastik. Namun, perlu tindakan holistik dan kolaboratif untuk mencapai tujuan mengurangi pencemaran sampah plastik di laut. Sejumlah pemerhati lingkungan dunia menyebutkan bahwa diperlukan pendekatan bisnis yang komprehensif untuk menangkal masalah ini.

Tak terkecuali Asia Tenggara, area ini disinyalir menjadi salah satu lokasi pemasok limbah plastik berjumlah besar ke lautan di seluruh dunia. Berangkat dari permasalahan tersebut, Asian Development Bank (ADB) mengadakan forum lingkungan yang membahas peran penting ekonomi sirkular sebagai salah satu jalan keluar alternatif untuk menangani permasalahan limbah plastik di laut. Pembahasan tersebut tertuju pada aktivitas yang antara lain digagas Koinpack, sebuah sistem berbasis teknologi yang berpusat di Indonesia. Teknologi yang digagas Koinpack memungkinkan pengemasan dilakukan berkali-kali sehingga dapat menekan penggunaan plastik berujung jadi limbah. Selain berpengaruh secara signifikan bagi kesadaran penggunaan plastik di wilayah Indonesia, Koinpack berhasil mempengaruhi adanya inisiatif serupa di Singapura yang dinamakan kampanye Barepack yang bekerja sama dengan layanan pesan antar. 

Selain upaya-upaya tersebut, ADB juga memberikan dukungan untuk menangani limbah plastik dengan berinvestasi di Indorama Ventures Public Company Limited (IVL) yang berfokus pada peningkatan kapasitas pabrik daur ulang plastik polietilen tereftalat (PET) di Indonesia dan tiga negara ASEAN lain serta pencapaian komitmen perusahaan untuk mendaur ulang minimal 750.000 metrik ton botol kepada konsumen di 2025. Di sisi lain, ADB juga turut mendorong sektor-sektor publik dan pemangku kebijakan untuk mengeluarkan regulasi yang berorientasi lingkungan dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular dalam kaitannya pada pengendalian produksi plastik dan pendaur ulangan limbah plastik.

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*