CEF Interactive Talk Show #2: Peran Bisnis dan Komunitas Kembangkan Ekonomi Sirkular

CEF Interactive Talk Show #2: Peran Bisnis dan Komunitas Kembangkan Ekonomi Sirkular

Penulis:

Maria Angela Koes Sarwendah

Kepala Divisi Diseminasi, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Penulis :

Lukas Andri Surya Singarimbun

Website Manager, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Penulis :

Christina Vania Winona

Writer, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM dan FISIPOL UGM mengadakan Interactive Talk Show dengan tema “Pemberdayaan Ekonomi Sirkular melalui Keterlibatan Industri dan Komunitas” pada Kamis (8/12). Talk Show diselenggarakan di Selasar Barat FISIPOL UGM dan dihadiri empat pembicara, yakni Prof. Dr. Edia Rahayuningsih (Kepala Indonesia Natural Dye Institute/INDI UGM), Sri Wahyaningsih, Bsc (Pendiri Sanggar Anak Alam), Ir. Setyo Hastuti, M.P (Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM DIY), dan Boy Chandra (Ketua Guwosari Training Center). Talk Show ini merupakan bagian dari Circular Economy Forum (CEF) dalam UGM International Forum for Inclusive and Sustainable Development in the Southeast Asia, Latin America, and the Caribbean Region. 

Di bawah arahan moderator Josh Handani, Ketua Konsorsium Ekonomi Sirkular Indonesia (KESI), Talk Show dibuka dengan pemaparan Prof. Dr. Edia Rahayuningsih terkait peran INDI UGM dalam menghidupkan kembali penggunaan pewarna alami sebagai wujud kearifan lokal dan warisan budaya. Sebagai negara dengan sumber daya yang melimpah, Indonesia didorong untuk memiliki spirit memproduksi berlandaskan prinsip ekonomi sirkular. Prof. Edia menekankan bahwa pewarna alami bukanlah produk semata, melainkan sebuah gerakan yang membutuhkan sinergitas dan kolaborasi berbagai pihak. 

Dari sudut pandang pemerintah, Ir. Setyo Hastuti, M.P menyampaikan pentingnya kerja sama pentahelix antara pemerintah, pengusaha, media, komunitas, dan masyarakat dalam mengembangkan UMKM yang berbasis keberlanjutan lingkungan. Untuk mendorong pengembangan UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta, reformasi pengelolaan UMKM ditekankan harus mencakup formalisasi dan transformasi digital.

Pemaparan dilanjutkan oleh Ibu Sri Wahyaningsih, Bsc yang menjelaskan sistem pendidikan Sanggar Anak Alam dari tingkat TK hingga SMA. Dengan memberikan kebebasan terhadap pelajar untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang menjadi ketertarikan mereka, Sanggar Anak Alam mengedepankan kurikulum berbasis praktik dan riset untuk memupuk keahlian wirausaha dan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan. 

Talk Show diakhiri dengan pemaparan materi oleh Boy Chandra dari Guwosari Training Center (GSTC) terkait peran penting pemulung sebagai pemerhati lingkungan dan manajemen bebas sampah (zero waste management) yang diterapkan dalam pendirian GSTC. GSTC berfokus pada pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga dengan prinsip bahwa sampah yang masuk harus keluar menjadi end product. Pada tahun 2020, GSTC merealisasikan prinsip yang sejalan dengan ekonomi sirkular tersebut melalui pembuatan teknologi mesin pengubah sampah menjadi balok. 

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*