Keuntungan Ekonomi Piala Dunia U-20 bagi Indonesia

Keuntungan Ekonomi Piala Dunia U-20 bagi Indonesia

Penulis :

Christina Vania Winona

Writer, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Editor :

Lukas Andri Surya Singarimbun

Website Manager, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Editor:

Maria Angela Koes Sarwendah

Kepala Divisi Diseminasi, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Ilustrator:

Narinda Marsha Paramastuti

Desainer Grafis, Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada.

Indonesia dipastikan tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023. Setelah terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan, status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sempat dipertanyakan karena kemungkinan adanya sanksi dari federasi sepak bola tertinggi dunia FIFA. Namun, pembicaraan terkait sanksi tidak muncul dalam pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden FIFA dalam kunjungannya ke Indonesia bulan lalu. Presiden FIFA, Gianni Infantino, justru mengutarakan rencana kunjungan tim FIFA ke Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi penyuksesan Piala Dunia U-20.

Piala Dunia U-20 diharapkan membuka pintu keuntungan bagi Indonesia dalam kali pertamanya menyelenggarakan kompetisi bergengsi ini. Berikut adalah potensi keuntungan ekonomi Piala Dunia U-20 bagi Indonesia. 

Apa itu Piala Dunia U-20? 

Piala Dunia merupakan kompetisi sepak bola internasional yang diadakan FIFA setiap empat tahun sekali. Setiap negara mendapatkan giliran untuk menjadi tuan rumah kompetisi yang sudah eksis sejak tahun 1930 ini. Selain Piala Dunia, FIFA juga menyelenggarakan turnamen sepak bola internasional bagi pemuda (Piala Dunia U-20 dan U-17), wanita (Piala Dunia Wanita U-17 dan U-20), klub sepak bola, hingga turnamen jenis sepak bola lain seperti futsal dan sepak bola pantai.

Sebagai salah satu turnamen pemuda yang banyak diminati, Piala Dunia U-20 diselenggarakan setiap 2 tahun sekali bagi para pemain tim nasional berusia di bawah 20 tahun. Sejauh ini, terdapat 24 tim dari 24 negara yang akan memperebutkan trofi bergengsi U-20. 24 negara yang lolos ke tahap final akan diundi ke dalam enam grup yang terdiri dari empat tim. Saat ini, Indonesia sudah bergabung dengan lima tim dari Eropa, empat tim dari Amerika Utara, serta dua tim dari Oceania. 

Walau lokasi kota dan stadion Piala Dunia U-20 tahun depan belum ditentukan, Indonesia sudah mempersiapkan enam stadion yang meliputi Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Stadion I Wayan Dipta Gianyar Bali, dan Stadion Gelora Sriwijaya Palembang. Saat ini pemerintah sedang mempersiapkan renovasi untuk infrastruktur yang masih kurang, terutama rumput stadion. 

Potensi Keuntungan Ekonomi Tuan Rumah 

Secara umum, penyelenggaraan Piala Dunia memberikan kesempatan bagi negara tuan rumah untuk meningkatkan persepsi internasional. Indonesia melalui penyelenggaraan Piala Dunia U-20 berpeluang untuk tidak hanya menampilkan kemegahan dan kesuksesan turnamen, tapi juga potensi pariwisata berbagai daerah di Indonesia.

Terangkatnya pariwisata nasional Indonesia diprediksi menjadi multiplier effect Piala Dunia U-20, di mana hadirnya turis mancanegara sebagai penonton kompetisi akan menggerakan sektor tersebut. Perkiraan ini didasari oleh pergerakan ekonomi Polandia ketika mengadakan Piala Dunia U-20 pada bulan Mei hingga Juni 2019. Berdasarkan data Badan Statistik Polandia, terjadi peningkatan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara pada masa penyelenggaraan turnamen berdasarkan tingkat okupansi hotel maupun penginapan sejenisnya. Pada bulan Mei 2019, jumlah hunian tercatat sebanyak 3.280.645. Hasil ini meningkat sebanyak 8,9% dibandingkan tahun sebelumnya. 

Selain sektor pariwisata, potensi keuntungan lain yang dapat dimanfaatkan Indonesia adalah masuknya investasi. Kebutuhan untuk meningkatkan ketersediaan akomodasi pariwisata, transportasi, hingga infrastruktur dalam penyelenggaraan kompetisi Piala Dunia U-20 dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan bekerja sama dengan investor-investor dari dalam dan luar negeri. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Uno berencana mempromosikan pariwisata Indonesia secara besar-besaran melalui pemasaran digital. Selain mengambil peran di sektor pariwisata, investor dari dalam dan luar negeri dapat berkontribusi juga dalam berbagai proyek renovasi infrastruktur terkait Piala Dunia U-20 Indonesia. 

Adapun perbaikan infrastruktur dan peningkatan akomodasi Piala Dunia U-20 akan membuka lapangan kerja baru yang berdampak pada peningkatan PDB negara tuan rumah. Berbagai perhelatan internasional memiliki standar infrastruktur dan fasilitasnya masing-masing, tidak terkecuali Piala Dunia U-20, sehingga dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk memenuhi standar yang ditetapkan. Jepang dan Korea Selatan mendapati lebih dari 31.000 pekerjaan yang tercipta dari kolaborasi pengadaan Piala Dunia 2002. Terdapat $1,35 miliar keluaran ekonomi dengan tambahan $1 miliar untuk pendapatan dan nilai ekonomi secara kolektif.

Berdasarkan pengalaman tuan rumah kompetisi yang sama sebelumnya, perhelatan Piala Dunia U-20 tahun 2023 diperkirakan memberikan keuntungan ekonomi yang serupa bagi Indonesia. Diperlukan langkah pemerintah di tingkat nasional dan daerah yang tidak terpusat pada persiapan penyelenggaraan turnamen semata, melainkan juga terarah pada kapitalisasi peluang ekonomi yang muncul untuk memajukan ekonomi negara.

Leave A Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

*