File Presentasi dapat diunduh disini
DISKUSI MINGGUAN
PUSAT STUDI PERDAGANGAN DUNIA UGM
“ WTO UPDATE 2010 “
oleh Dedy Permadi, S.I.P, MA
A. WTO Chairs Programme (WCP) – Januari 2010
WTO meluncurkan program WCP, yang merupakan program bantuan kepada universitas di negara-negara berkembang dalam melakukan riset, pembelajaran, dan aktivitas terkait isu perdagangan dunia. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai isu kebijakan perdagangan kepada akademisi di negara-negara berkembang. Sampai saat ini hanya ada 14 universitas yang terpilih menjadi mitra WTO dalam pelaksanaan WCP. Salah satunya Indonesia yang diwakili Universitas Gadjah Mada, dengan Riza Noer Arfani sebagai Chairs Holder WCP Indonesia.
B. Pergantian Masa Jabatan dalam General Council – Februari 2010
Pada bulan Februari 2010, General Council WTO secara konsensus menyetujui nama-nama yang akan menjabat sebagai chairperson yang baru di WTO Bodies. Indonesia mendapat kesempatan untuk mengisi posisi chairperson Komite Perdagangan dan Pembangunan. Akses kepada negara berkembang untuk mengisi jabatan di WTO semakin terbuka. Hal ini terbukti dari presentase pengisian jabatan penting di WTO. Sebanyak 72.73% dari total jabatan penting WTO diisi oleh negara berkembang, sisanya sebanyak 27.27% diisi oleh negara maju.
Terdapat beberapa hal yang perlu dicermati dari berita ini. Pertama, meskipun jabatan-jabatan penting WTO banyak diisi oleh negara berkembang, namun jabatan-jabatan puncak masih diisi oleh negara maju. Kedua, Indonesia cukup mempunyai posisi strategis dalam level Miniserial Conference maupun dalam struktur kelembagaan WTO. Sayangnya, tidak ada satupun staff WTO yang berasal dari Indonesia. Sebagai perbandingan dengan negara berkembang lainnya: 15 orang dari India, 7 orang dari Filipina, 8 orang dari Argentina, 5 orang dari China, 3 orang dari Malaysia, dan 1 orang dari Zimbabwe.
C. Data Statistik Perdagangan Dunia
Pada periode Maret-September 2010, WTO merilis beberapa data statistik yang menggambarkan perdagangan dunia, terutama dalam bidang ekspor. Melalui statistik tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa perdagangan dunia mengalami penurunan tajam. Penurunan secara drastis terjadi sejak tahun 2008 hingga awal 2009. Setelah memasuki kuarter pertama tahun 2009, grafik perdagangan kembali meningkat secara perlahan hingga saat ini.
Data statistik juga menunjukkan bahwa perdagangan (terutama ekspor) negara-negara Asia menunjukkan perkembangan yang lebih progresif daripada negara-negara Barat. Pemulihan ekonomi yang terjadi di negara-negara Asia lebih cepat daripada negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor untuk mengatakan bahwa negara-negara Asia (yang sebagian besar adalah negara berkembang), termasuk Indonesia, memiliki potensi ekonomi yang tinggi.
D. Kontribusi Negara-Negara Donatur
Sepanjang tahun 2010, WTO secara berkala merilis jumlah donasi yang telah diberikan oleh beberapa negara anggota. Dari seluruh berita donasi yang dirilis dalam situs resmi WTO, dapat disimpulkan beberapa perkembangan menarik.
>Pertama, kontribusi China, Korea Selatan dan Jepang untuk mendukung program-program WTO semakin besar. Bahkan jumlah donasi ketiga negara ini hampir berimbang dengan jumlah donasi dari negara-negara Eropa. Kedua, sebagian donasi diarahkan untuk membantu negara-negara berkembang agar mampu meningkatkan performa perdagangannya. Bantuan ini diaplikasikan melalui berbagai program, misalnya Doha Development Agenda Global Trust Fund (DDAGTF), Standards and Trade Development Facility (STDF), dan beberapa program lainnya.
E. Kampanye Kelembagaan dan Nilai-Nilai WTO
Direktur-Jenderal WTO, Pascal Lamy, merilis beberapa pernyataan dan pidato mengenai isu yang dibahas dalam WTO serta visi-misi mengenai kelembagaan WTO. Dari beberapa pernyataan tersebut, harus diakui bahwa WTO masih memegang teguh prinsip-prinsip neoliberalisme/Washington Consensus; seperti liberalisasi perdagangan, liberalisasi FDI, privatisasi, deregulasi, legal security untuk property rights, dll.